Pinot, merupakan jagoan Vine dari Indonesia yang menjuarai kontes Vine dunia yang diselenggarakan beberapa minggu yang lalu. Bahkan baru-baru ini, Pinot bersama Ian Pangdham diundang oleh Twitter UK untuk berbagi pengalaman.
Kami mencoba melakukan wawancara dengan om Pinot melalui email. Berikut wawancara kami dengan Pinot.
1. Darimana om Pinot tahu ada FestFilmFest?
Diajak panitia festival di Twitter setelah mereka tahu saya tidak menang di Tribeca Film Festival.
2. Pesertanya berapa orang sih?
Pesertanya kurang tahu ada berapa. Tapi yang pasti, 1 peserta hanya boleh menyertakan 3 karya.
3. Mengirimkan berapa karya? dan kenapa saat itu memilih BoxBot? apa ada tema khusus dari FestFilmFast?
Saya mengirim 3 karya untuk kategori Author, Fiction & Animation, sesuai tema yang sudah ditentukan festival. Selain 2 video lain, saya memilih video BoxBot karena memiliki aspek cerita awal dan akhir. Juga aspek animasi yang lumayan rumit karena harus ada natural human motion memainkan pedang. Aspek lainnya adalah menggabungkan elemen nyata & gambar, yang kebetulan sudah menjadi main style saya di Vine.
4. Dari finalis yang ada kemarin, siapakah yang menurut om Pinot karyanya paling bagus?
Bagi saya karya @nietodesign (Nietodesign) secara teknis paling baik karena bersih & rapih. Sayangnya tidak memiliki unsur cerita yang kuat. Mungkin itu sebabnya juri akhirnya memilih karya @DerikBW (BetterOffRed), walau tidak menggunakan tripod tapi memiliki cerita, ada awal dan ada akhir.
5. Bisa diceritakan awal mula menggunakan Vine dan kenapa akhirnya terus menggunakannya?
Saya senang berkarya dalam keterbatasan. Layaknya sebuah tantangan, adalah kepuasan tersendiri saat bisa menaklukkan keterbatasan itu. Selain itu, kesibukan sehari-hari semakin mempersempit waktu untuk berkarya video atau animasi. Vine adalah secarik kertas untuk menggambar di tengah kesibukan sehari-hari. Kapan saja, di mana saja bisa disempatkan untuk berkarya dalam waktu 6 detik. Walau akhirnya makin kesini tetap membutuhkan waktu untuk mempersiapkan materi sebelum rekaman, tapi tetap lebih praktis dibanding harus membuat karya video di Vimeo misalnya – yang membutuhkan waktu khusus untuk mengedit, mengatur warna, memasukkan audio dan musik. Dengan Vine, semua tahap-tahap paska produksi tadi hilang.
6. Apakah ada tujuan tertentu dengan akun Vine om Pinot? branding atau jualan misalnya?
Saat ini lebih banyak digunakan untuk bereksperimen, sekaligus memperkenalkan anak-anak saya bagaimana bercerita dengan audio visual. Selain itu, bagi saya Vine adalah portofolio dan showreel pribadi saya. Sudah ada beberapa tawaran untuk mengiklankan brand tertentu, jadi bukan tidak mungkin akun Vine saya akan jadi tempat jualan hahahaha.
7. Bagaimana kisahnya bisa masuk menjadi rekomendasi di Mashable? dan bagaimana perasaannya?
Diawali dari wawancara Khoa Phan – seorang Vine artist populer – dengan pihak Mashable dan menyebut beberapa nama pengguna Vine termasuk saya.
Lalu penulis menghubungi saya di Twitter dan melakukan interview singkat. Beberapa hari kemudian jadi feature di Mashable. Perasaannya saya? Campur aduk hahahaha. Antara perasaan senang ada pengakuan dari pihak internasional dan perasaan takut kebebasan berkreasi terbatasi karena bertambahnya jumlah follower.
8. Instagram Video? bagaimana pendapat om Pinot? Siapa lebih baik? Jika disuruh memilih, Instagram atau Vine?
Instagram video itu tidak berbeda dengan produk yang sudah ada sebelumnya: Viddy dan Telly. Hanya saja, jumlah user yang besar di Instagram menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi pihak marketing. Pembatasan feature ala Vine juga ditiru oleh Instagram, seperti ditutupnya akses ke photo/video library untuk menghindari upload pre-recorded video. Kalau disuruh memilih, saya memilih dua-duanya karena masing-masing memiliki kekuatan. Tapi untuk saat ini saya belum mau bereksperimen stop motion atau animasi di Instagram video karena experiencenya tidak seluwes & seresponsif Vine. Instagram Video bagi saya adalah moving photo yang dilengkapi dengan filter pemanis. Sedang Vine lebih mobile dan instant, karena besar file yang lebih kecil (maksimum 1MB) dan karena memang dibuat spesifik untuk video.
Itulah wawancara Kami dengan om Pinot. Selain NGONOO, Tribeca Film juga mewawancari beliau, dan hasil wawancaranya bisa Kamu baca disini. Ingin lebih dekat dengan om Pinot, follow akun twitternya di @pinot.
sumber gambar: Edward Suhadi
#jawara Vine dari Indonesia
Yaay! Papin! 😀
Keren
Syuper!! Keren sekali om Pinot inik.
keyeeeennn om pinoot