Kapal Belanda Huis de Kreuningen menghilang di perairan tobago tanggal 3 Maret 1677. Saat itu Angkatan Laut Prancis menyerang awak kapal Belanda yang berada di Dermaga Tobago Rockley. Hingga akhirnya tim yang dipimpin oleh University of Connecticut profesor dan arkeolog maritim Kroum Batchvarov menemukan bangkai kapal tersebut di perairan Karibia selatan.
Perlu diketahui bahwa kapal Huis de Kreuningen adalah kapal terbesar di armada Belanda saat itu. Dengan panjang 39,6 meter dan lebar 9.62 meter. Kapal tersebut juga dilengkapi dengan 56 senjata, 129 awak kapal dan 290 pelaut di atas kapal. Saat itu kapal Huis de Kreuningen dipimpin langsung oleh sang kapten Roemer Vlacq. Pada peperangan tersebut juga menewaskan sebanyaknya 2.000 orang, termasuk 250 perempuan Belanda dan anak-anak serta 300 budak Afrika.
Penelitian pun berlanjut setelah Batchvarov mencarinya menggunakan sonar dan penginderaan jauh berdasarkan catatan sejarah, hingga bangkai kapal itu dapat diidentifikasi. Bangkai kapal, kata dia, ternyata tersembunyi di bawah teluk. Tim arkeolog yang dipimpinnya kemudian melakukan penyelaman eksplorasi.
Dalam 20 menit penyelaman pertama, tim menemukan tujuh meriam besi besar seberat 18 pon. Ditemukan juga puluhan buah cangklong untuk mengisap tembakau, kendi bir, dan tiga ukiran jenderal militer dari zaman peradaban kuno.
Artefak dan barang-barang lain yang ditemukan di bangkai kapal adalah milik Tobago dan akan ditampilkan di Trinidad dan Tobago. Penggalian kapal Huis De Kreuningen diperkirakan akan memakan waktu tiga sampai lima tahun kedepan.
Gambar : Orang Menyeleam via shuterstock