NGONOO.com – DI dalam dunia olahraga, fairplay itu merupakan hal yang sangat dijunjung tunggi dan merupakan akar sekaligus faktor utama. Karena sejago apapun kalian, kalau pas bertanding dengan lawan yang seimbang tiba-tiba kalian melihat pacar kalian diganggu sama rekan dari rival tentu konsentrasi kalian bakal buyar. Selain itu, kalau faktor utama yang menjadi jalan untuk memenangkan pertandingan ada kerja keras dan skill serta kerjasama antar pemain. Namun ada juga yang menggunakan cara curang supaya meraih kemenangan. Selain hal yang kami sebutkan tadi, doping dipercaya beberapa orang bisa mendongkrak kemampuan fisik secara instan. Namun biasanya kasus doping itu ditemukan di cabang olahraga yang memerlukan stamina kuda seperti badminton, tenis, basket, lari dari kenyataan pahit, mendayung harapan balikan sama mantan misalnya. Tapi tidak ada yang mengira kalau di cabang olahraga eSport yang notabene olahraga elektronik dan kebanyakan itu kompetisi game, ada beberapa atlet menggunakan doping.
Kasus doping di eSport ini muncul setelah pemain profesional game Counter Strike: GO yaitu Kory “Semphis” Friesen dari team Cloud9 mengaku menkonsumsi obat saat Turnamen CS:GO di Polandia, selain itu dia juga membeberkan kalau banyak atlet profesial eSport lain yang menggunakan obat bernama Adderall itu untuk membantu pertandingan mereka.
Sebenarnya obat tersebut ditujukan untuk para penderita ADHD supaya mereka lebih normal. Namun ternyata bila dikonsumsi oleh pengguna yang tidak menderita ADHD, mampu membuat pemakainya lebih tenang dan fokus yang lebih baik. Dan tentunya ini sangat membantu para atlet eSport yang dituntut untuk fokus dan super lincah dalam mengendalikan gaming gearnya. Dan hal ini membuat beberapa penyelenggara event eSport profesional tidak tinggal diam karena hal ini sudah masuk kategori doping.
Salah satu yang mulai bertindak tegas ini adalah ESL ( Electronic Sport League ) yang akan membuat kebijakan baru terkait kasus doping tersebut. Konon ESL bakal bekerjasama dengan World Anti Doping Agency dan National Anti Doping Agency untuk lebih ketat dalam pengecekan doping di setiap peserta event Esport mereka. Meski sudah mengaku, namun pihak ESL tidak menghukum Semphis karena hal tersebut karena bukti yang minim. Pihak ESL yang diwakili oleh Anna Rozwandowicz Cuma mengungkapkan kalau mereka tidak akan menghukum seseorang jika tidak 100% bersalah, dan setelah lewat 4 bulan kami juga tidak akan mengambil tindakan untuk kasus spesifik.
Bagaimana gaes, menurut kalian doping di eSPort itu hal yang sia2 atau enggak? Secara saya juga butuh doping berwujud “restu pacar” supaya bisa fokus dalam bertanding. 😀
gambar turnamen dota 2 via gamespot