NGONOO.com – Beberapa waktu belakangan ini kita pasti sering banget mendengar kata El Nino. El Nino sendiri bukan nama artis baru ataupun nama tempat hangout baru lho gaes, tapi merupakan nama fenomena cuaca yang berhubungan dengan musim kemarau.
Seperti yang kita tau, bulan-bulan April sampai dengan September di Indonesia memang telah memasuki musim kemarau. Namun musim kemarau kali ini agak berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa ya?
Nah ternyata Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa musim kemarau tahun 2015 ini sedikit berbeda karena dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Dampak dari El Nino itu sendiri adalah wilayah Indonesia akan mengalami kemarau panjang. Lalu apa sih El Nino itu?
El Nino adalah salah satu bentuk anomali iklim yang terjadi di Samudra Pasifik yakni di pantai barat Ekuador dan Peru. Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim seperti perubahan pola angin serta curah hujan.
Hal ini ditandai dengan naiknya suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur yang membawa dampak udara kering dan panas.
Sejak tahun 1950, setidaknya sudah terjadi 22 kali El Nino di dunia. Dampak El Nino paling terparah terjadi pada 1982-1983 dan 1997-1998. Saat itu El Nino membuat sebagian belahan bumi kekeringan panjang dan sebagian yang lain justru mengalami musim hujan yang panjang seperti dikutip laman resmi BMKG.
Dampak global El Nino membuat sebagian wilayah Asia seperti Indonesia dan sebagian wilayah Australia akan mengalami kemarau panjang. Sedangkan sebaliknya, Benua Amerika terutama bagian utara mengalami musim hujan cukup panjang.
Untuk wilayah Indonesia sendiri, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Tanah Air berkurang. Menurut BMKG, hujan itu sebenarnya sudah datang pada September-Oktober tapi karena adanya fenomena El Nino akan mundur bulan November. Ini artinya musim kemarau akan semakin panjang.
Akibat dari fenomena El Nino ini akan membuat hawa menjadi panas, sungai-sungai mengering, sumur-sumur menjadi dangkal, pohon-pohon akan meranggas. Selain kekeringan, hal yang harus diwaspadai saat kemarau panjang datang adalah kebakaran hutan. Di beberapa wilayah Indonesia sudah ada potensi ini. Diantaranya Sumatera Selatan dan Riau.
Ada beberapa wilayah di Indonesia yang harus mewadapadai musim kemarau kali ini. Kurang lebih ada delapan propinsi yang mengalami musim kemarau lebih panjang seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Gorontalo.
gambar sawah kekeringan via Shutterstock