NGONOO.com – Bro n sest yang tinggal di kota Yogyakarta pasti udah ga asing lagi sama satu festival kesenian yang rutin digelar setiap tahunnya dan pastinya paling ditunggu-tunggu, apalagi kalo bukan Festival Kesenian Yogyakarta alias FKY. Dan kabar gembiranya ni gaes, tahun ini FKY kembali akan digelar dengan banyak hal baru yang lebih segar dan lebih menarik pastinya. Mau tau apa aja? Yuk intip bocorannya 🙂
Festival yang pertama kali digelar tahun 1989 ini adalah event tahunan seni budaya yang telah menasional dan menjadi favorit masyarakat Yogyakarta. Perjalanan selama 26 tahun tersebut makin memantapkan FKY sebagai sebuah etalase berformat festival. Tidak hanya itu, FKY telah dikenal luas sebagai “rumah” segala even seni dan budaya di Yogyakarta. Berbagai wujud seni, baik rupa, pertunjukan, kriya, dan produk, selalu disajikan dengan “kemasan” berbeda sehingga menumbuhkan kerinduan masyarakat terhadap event ini.
Menilik sejarah perjalanannya, FKY pada dasarnya adalah ruang yang memberi dua bentuk kemanfaatan bagi masyarakat yaitu profit dan non-profit. Kemanfaatan sisi profit diwujudkan melalui kegiatan Pasar Seni yang terbukti memberikan dampak ekonomi positif pada masyarakat, baik bagi para pelaku seni maupun masyarakat sekitar.
Sementara dari sisi non-profit, FKY memberikan kemanfaatan psikologis dalam wujud tempat bermain, berjalan-jalan, bersantai bersama keluarga, handai taulan, dan pasangan, sambil menikmati berbagai suguhan seni budaya yang tahun ini akan disajikan sejak 19 Agustus hingga 5 September 2015 mendatang.
Memasuki usia ke-27 ini, berbagai evaluasi dilakukan, beragam fenomena perubahan seni dan budaya dipandang secara tajam, dan inovasi menjadi keniscayaan. Kesemuanya dilakukan demi menghadirkan nuansa event FKY yang lebih paripurna.
Venue FKY 27 : TAMAN KULINER CONDONGCATUR YOGYAKARTA
Ini merupakan venue alternatif terpilih berdasarkan spirit yang sama seperti pemilihan venue FKY dua tahun terakhir ini. Sebagai sebuah wilayah yang di satu bagian memiliki kondisi lingkungan urban yang disibukkan dengan aktivitas harian masyarakat modern, sementara pada bagian lain terdapat penduduk lokal yang seolah terhimpit di antara bangunan-bangunan megah yang intimidatif, Condongcatur —kecamatan di mana Taman Kuliner berada— menjadi sebuah target audience yang diharapkan mampu menyerap dan sekaligus mewujudkan visi dan misi FKY, khususnya berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta.
TEMA FKY 27: DANDANÂ
Dandan dalam bahasa Jawa memuat dua aktivitas: bersolek dan berbenah. Bersolek selalu identik dengan aktivitas yang menuntun pada kualitas estetika; paras atau penyajian. Sedangkan berbenah identik dengan upaya perbaikan fisik atau non-fisik. Membawa keduanya sebagai konsep dalam FKY 27, adalah upaya untuk menyajikan seni dan budaya Yogyakarta, baik di wilayah kota maupun kabupaten secara maksimal, sebagai wujud karakter dari Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya.
nDandani membutuhkan peran serta semua elemen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun terdiri dari elemen masyarakat yang berbeda-beda namun harus tetap mampu menyajikan dan menjadikan paras seni budaya Yogyakarta dengan (lebih) baik.
Konsekuensinya, FKY 27 diharapkan tetap mampu “menopangi” Yogyakarta secara estetik dalam format festival, dan bukan sekadar “menopengi” yang berarti hanya menjadi rutinitas tahunan tanpa ada tujuan untuk mempertahankan atau mengembangkan karakteristik seni budaya Yogyakarta. Melalui festival seni ini diharapkan dapat terjadi bincang keilmuan, wacana, kreasi sampai pergerakan yang lebih komprehensif sebagai upaya dari mulai dandan sampai dengannDandani Yogyakarta dengan rupa-rupa permasalahannya. Semoga.
LOGO: WAJAH – PENGUBAH
Wajah yang menjadi logo FKY 27 ini merepresentasikan masyarakat sebagai agen pengubah kebudayaan. Menghadirkan wajah
merupakan penanda bahwa upaya untuk mewujudkan tujuan dari FKY 27, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari akar rumput hingga pembuat kebijakan. Semua berkontribusi untuk saling nDandani, karena “wajah” dari kebudayaan Yogyakarta dari waktu ke waktu, terpancar dari mereka yang hidup di dalamnya.
TARI “EDAN-EDANAN”
Visualisasi logo dibentuk dari deformasi riasan wajah penari “edan-edanan”, tari khas Yogyakarta
yang seringkali hadir dalam pernikahan keluarga keraton sebagai ritual untuk “membersihkan” elemen negatif di “jalan” yang hendak dilalui oleh pengantin.
Penggunaan tari ini sebagai main idea visual logo dimaksudkan bahwa dalam upaya nDandani, yang antara lain memerlukan kebaruan pemikiran dan tindakan untuk merespon realitas di Yogyakarta melalui kerjasama antar berbagai pihak, membutuhkan energi besar untuk bekerja dan seni mengelola pekerjaan secara cerdas, agar memperoleh output dan outcome maksimal.
Energi seperti itu, diharapkan muncul dari anak muda sebagai wakil dari agent of change; yang beda, dinamis dan selalu berani berpikir, dan berimaji yang eDAN-eDANan untuk suatu perubahan.
Dan berikut ini adalah agenda-agenda utama FKY 27:
- Pawai/kirab seni dilanjutkan dengan “opening ceremony” sebagai tanda dibukanya FKY ke-27
- Pasar seni sebagai ruang bagi seniman dan UKM-UKM yang bergerak di bidang industri kreatif maupun kuliner
- Panggung reguler berupa pertunjukan tradisional maupun modern divenue FKY 27
- Workshop dan kompetisi kreatif
- Pameran Seni Rupa, Lokakarya, dan Diskusi Seni
- Bioskop FKY sebagai wadah apresiasi karya karya film independen
- Pertunjukan Teater dan Pembacaan Prosa sebagai bentuk apresiasi terhadap 
karya teater dan seni sastra
- Pertunjukan Kontemporer di Jembatan Sarjito, kolaborasi dengan Jogja Video Mapping Project