Review ASUS Zenfone Max Pro M1: Paket Komplit, Performa Mantap dan Baterai Super Awet

Beberapa bulan yang lalu ASUS secara resmi merilis seri Zenfone Max Pro M1 di Indonesia, smartphone ini banyak diantisipasi oleh pecinta mid-range di Indonesia. Karena memang ASUS menawarkan spesifikasi yang oke dengan harga yang yahud. Ada 3 varian, yaitu 3GB/32GB, 4GB/64GB, dan 6GB/64GB yang harganya masing-masing 2,3 juta, 2,7 juta, dan 3,4 juta. Kira-kira kurang lebih.

Datang dengan membawa tagline “Limitless Gaming”, Zenfone Max Pro M1 ini ternyata memang berhasil menarik perhatian, begitu tersedia di pasaran, ASUS mengklaim produknya ludes hanya dalam hitungan detik melalui flash sale.

Varian yang tersedia waktu itu hanya yang 3GB/32GB, padahal yang paling ditunggu-tunggu adalah yang 6GB/64GB, karena ini adalah smartphone 3 jutaan pertama yang punya RAM 6GB. Nah, bulan September kemarin varian tertinggi itu sudah beredar di pasaran, dan saya dapat kesempatan untuk mengulasnya.

Ulasan ini saya tulis berdasarkan pengalaman saat menggunakan Zenfone Max Pro M1 selama beberapa hari, smartphone ini saya gunakan sebagai daily driver. Simak terus ulasannya ya. 🙂

Kesan pertama: build quality yang solid

Ketika memegang sebuah smartphone, tentu kesan pertama yang langsung terasa adalah build quality-nya, yaitu tentang bahan dan rakitannya. Zenfone Max Pro M1 menggunakan bahan metal, semua tombol berada di sisi kanan, nah tombol-tombolnya ini terpasang dengan kokoh, jadi ketika ditekan terasa mantap. Kenapa saya bahas? Karena saya sering ketemu sama smartphone yang tombol-tombolnya seperti mau copot.

Dari depan terlihat sangat elegan karena terlihat hitam tanpa ada brand ASUS-nya :D, kalau layar mati, terlihat seperti tanpa bezel. Hal ini juga berkat 2.5D curved glass display yang membuat tepian layar melengkung, fungsi lainnya adalah agar kita bisa lebih mudah mengakses hamburger menu yang biasanya bisa di-swipe dari tepi layar.

Layar 6 inci dalam bodi 5,5 inci

Tren rasio layar 18:9 membuat Zenfone Max Pro M1 bisa memiliki layar berukuran 6 inci tanpa menambah ukuran bodi. Kalau disandingkan, ukuran smartphone ini sama dengan smartphone 5,5 inci yang layarnya masih pakai rasio 16:9. Layar memang lebih panjang, tapi ternyata memang lebih nyaman digunakan lho.

Zenfone Max Pro M1 menggunakan IPS display dengan resolusi 2016×1080 px, ini berarti kepadatan pikselnya adalah 404 PPI, efeknya adalah tampilan layar yang lebih lembut pada lekukan obyek, misalnya lekukan pada huruf.

Cukup berat, tapi sepadan bisa menyala 2 hari

Kalau kamu terbiasa menggunakan smartphone yang baterainya 3000 mAh atau malah kurang dari itu, kamu akan bisa merasakan perbedaan yang signifikan pada berat smartphone ini. Ya, karena Zenfone Max Pro M1 dilengkapi dengan baterai sebesar 5000 mAh.

Tapi tenang saja, beratnya sepadan koq dengan kekuatannya, karena Zenfone Max Pro M1 bisa bertahan 2 hari kalau cuma untuk penggunaan sehari-hari. Paling lama saya menggunakannya hingga 50 jam, 2 hari lebih ya berarti. 😀 Semua aplikasi yang saya butuhkan terpasang, ratusan notifikasi masuk setiap harinya, kadang-kadang main game, dan koneksi kebanyakan menggunakan Wi-Fi.

Panjang pendeknya hidup baterai dipengaruhi banyak hal, setiap pengguna juga punya perlakuan berbeda-beda pada smartphone. Ketika saya lagi rajin main game tentu jauh lebih boros, karena screen time makin lama dan kebutuhan resource hardware jauh lebih tinggi.

Karena kapasitas baterai yang begitu besar dan nggak ada fitur fast charging, maka untuk mengisi daya dari hampir habis sampai hampir penuh saya butuh waktu 2 jam lebih. 😀

Pure Android 8.1

Sistem operasi yang terpasang pada Zenfone Max Pro M1 bukanlah ZenUI seperti Zenfone biasanya, ASUS memberi pengalaman yang berbeda dengan memasang Pure Android pada smartphone ini. Tebakan saya, tujuannya adalah untuk menjaga performa agar nggak bikin berat waktu dipakai main game. Pure Android adalah Android yang nggak ada perubahan tampilan dan nggak terlalu banyak fitur tambahan seperti pada ZenUI.

Ini bisa jadi kabar baik, bisa juga jadi kabar buruk. Kabar buruk buat kamu yang sudah terbiasa dengan berbagai fitur tambahan yang ada pada ZenUI, MIUI, EMUI, Flyme, atau stock ROM dari manufaktur lainnya. Misalnya kamu nggak akan menemukan fitur untuk mematikan aplikasi ketika layar terkunci, dual app (app clone), dan lain sebagainya.

Tapi untungnya ASUS tetap menyertakan fitur Gesture atau ZenMotion yang cukup membantu untuk pengoperasian sehari-hari, seperti double tap to sleep, double tap to wake up, dan beberapa shortcut gesture untuk membuka aplikasi.

Performa mantap tanpa panas

Nah, ini bagian paling penting karena ASUS mengusung tagline “Limitless Gaming”, tentu performa adalah salah satu tolok ukurnya. Dibekali dengan SoC Snapdragon 636 yang merupakan penerus dari Snapdragon 625, Zenfone Max Pro M1 mampu tampil dengan mantap tanpa harus kepanasan.

Nggak ada peningkatan suhu berarti ketika saya lakukan benchmark dan saya gunakan untuk main game dengan pengaturan grafis tertinggi.

Oke, sebagai perbandingan, saya pakai main Mobile Legends dengan pengaturan paling tinggi juga pada Google Pixel yang pakai Snapdragon 821. Panasnya langsung terasa, padahal performa terasa sama ketika dimainkan. Keduanya sama-sama lancar jaya digunakan.

Kamu pernah pakai Zenfone 3? Atau smartphone lain yang pakai Snapdragon 625? SoC ini terkenal karena ademnya, begitu juga dengan Snapdragon 636, ademnya dipertahankan tapi performanya meningkat hampir 2 kali lipat lho.

Kalau diukur dengan Antutu, Zenfone Max Pro M1 bisa dapat skor 110 ribu lebih. Ini berarti selisih sedikit dengan flagship smartphone yang dirilis tahun 2016 yang pakai Snapdragon 820, kala itu skor Antutu-nya sekitar 120 ribuan. Wow! Ternyata standar performa kelas mid-range sudah setinggi itu ya? Hanya butuh 2 tahun lho.

Seri yang saya review punya RAM sebesar 6 GB, ini lebih terasa bedanya ketika main game sih. Kalau untuk penggunaan aplikasi sehari-hari nggak akan terasa perbedaannya dengan yang seri RAM 3 atau 4 GB.

Dual Camera, kualitas standar

Seri Zenfone Max Pro M1 RAM 6 GB memiliki sensor kamera 16 MP dan 5 MP pada bagian belakang, ini lebih tinggi dibandingkan yang ada pada seri 3 dan 4 GB.

Dual camera pada Zenfone Max Pro M1 berguna untuk portrait mode, yaitu untuk membuat efek bokeh pada latar belakang saat memotret wajah. Hasil portrait mode dengan kamera belakang kurang memuaskan, rekayasa pada tepi obyek kurang rapi. Berikut hasilnya saya bandingkan dengan hasil jepretan aplikasi Google Camera, sebelah kiri hasil dari stock camera app, yang kiri hasil dari Google Camera. 😀

Hasil jepretannya auto mode-nya standar, jangan berharap banyak lah pokoknya. Untuk penggunaan sehari-hari yang dinikmati melalui jejaring sosial sih masih sangat oke.

Lalu di bagian depan ada kamera 16 MP lengkap dengan LED flash. Sempurna kalau kamu juga suka selfie. 😀

GPS akurat, mengunci lokasi dengan cepat

Untuk menguji GPS, saya ubah pengaturan lokasi agar hanya menggunakan sensor GPS saja tanpa bantuan jaringan. Hasilnya sangat memuaskan, baik untuk berbagi lokasi maupun untuk navigasi saat di jalanan. Saya sama sekali nggak menemukan masalah pada GPS.

Sensor sidik jari resposif

Sensor ini jadi standar keamanan smartphone beberapa tahun belakangan, Zenfone Max Pro M1 memiliki sensor sidik jari di bagian belakang, menurut saya ini adalah lokasi paling nyaman untuk diakses, apalagi untuk smartphone berukuran besar.

Responsif, terasa nggak ada jeda sama sekali ketika membuka kunci layar atau proses otentikasi aplikasi perbankan.

Sayangnya, sensor sidik jarinya nggak bisa digunakan untuk fungsi lainnya, seperti untuk membuka panel notifikasi, scrolling, dan sebagainya.

Face unlock kadang kurang akurat

Meskipun bukan fitur yang krusial, face unlock hadir di Zenfone Max Pro M1. Performanya masih jauh dari harapan, saya harus coba beberapa kali sampai pas baru terbuka kunci layarnya. 😀

Kalau kamu nggak suka mendingan nggak usah diaktifkan, pakai sidik jari saja sudah sangat bisa diandalkan koq.

Sinyal kuat, tapi beberapa kali kurang stabil

Sinyal yang kuat dan stabil sangat berpengaruh pada ketahanan baterai, semakin nggak stabil, maka bisa dipastikan baterai akan cepat terkuras karena sistem berusaha keras mencari sinyal. Mungkin kamu pernah mengalami smartphone jadi panas sekali karena sinyal jelek.

Zenfone Max Pro M1 sebenarnya bisa menangkap sinyal dengan sangat baik, tapi begitu kehilangan sinyal, maka sinyal akan lenyap terus sampai saya mematikan dan menyalakannya lagi dengan mode pesawat, atau bahkan harus mematikan smartphone. 🙁

Selama saya menggunakan Zenfone Max Pro M1, saya mengalami hal ini beberapa kali. Cukup menyebalkan, karena sekali kejadian saya harus mematikan dulu smartphone lalu menghidupkannya lagi.

Dual SIM + Dedicated Micro SD Card slot

Dual SIM jaman sekarang berarti dual sim beneran, bukan hybrid yang harus berbagi tempat dengan micro SD card slot seperti jaman dulu. Hal ini jadi tren baru yang juga ada pada smartphone brand lain. Menurut saya ini oke. 😀

Zenfone Max Pro M1 juga mengijinkan 4G aktif pada kedua SIM card secara bersamaan. Oke kan? Nah kalau misalnya kartu kamu sudah mendukung VolTE, maka sistem akan mendeteksi secara otomatis dan kamu bisa menikmati kualitas VolTE yang super jernih.

Dukungan Qualcomm aptX

aptX adalah teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm sejak tahun 1980-an, teknologi ini dapat menjaga kualitas audio melalui sambungan Bluetooth. Kalau kamu seorang penikmat musik, kamu bakal suka dengan dukungan aptX ini.

Beberapa hal yang harus kamu ketahui

Setelah sekian banyak pengalaman penggunaan yang saya sampaikan di atas, berikut beberapa hal penting yang harus kamu perhatikan sebagai catatan:

  • Zenfone Max Pro M1 dirilis dalam 3 varian: 3/32GB, 4/64GB, dan 6/64GB
  • Zenfone Max Pro M1 varian 6GB punya sensor kamera 16 MP
  • Zenfone Max Pro M1 nggak dilengkapi dengan NFC
  • Zenfone Max Pro M1 nggak dilengkapi dengan Corning Gorilla Glass

Smartphone ini cocok buat siapa?

Gamers, traveler, dan orang yang males nge-charge sering-sering. 😀 Karena smartphone ini memang diracik agar mendapatkan performa oke dengan daya tahan baterai panjang. Misalnya kamu mau membelikan orang tua boleh juga pilih Zenfone Max Pro M1, soalnya layarnya besar dan menurut saya teknologinya masih relevan untuk dipakai sampai 3 tahun yang akan datang. Orang tua kan biasanya masa pakainya lama banget, kalau belum rusak ya dipakai terus.

Kesimpulan

Zenfone Max Pro M1 adalah salah satu smartphone terbaik di kelas mid-range saat ini, tawaran yang sangat menggiurkan karena model terendah harganya sangat terjangkau (2 juta lebih sedikit). Sedangkan model tertinggi pun harganya sangat sepadan dengan apa yang didapat. 🙂 Kalau kamu sedang cari smartphone dengan budget 3,5 jutaan, silakan merapat ke smartphone ini.

 

Taufiq Hasan

Taufiq Hasan

Total posts created: 294
Blogger dengan badan besar, paha besar dan kempol besar. Bisa menulis dengan sebelas jari, sedikit menulis kode, lebih banyak menulis artikel dan status Facebook.

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *