Review ASUS Zenfone 5z: Flagship dengan Harga Terjangkau

dav

ASUS kembali merilis dari seri tertinggi dari keluarga Zenfone, yaitu Zenfone 5z. Sudah agak lama sih, beberapa bulan yang lalu. Kali ini ASUS sepertinya ingin merapikan penamaan seri Zenfone, jadi kalau diurutkan seri terbaru yang dirilis tahun ini cuma ada Zenfone Liva L1 yang berada di harga bawah 2 juta, Zenfone Max Pro M1 dengan harga 2-3 jutaan, Zenfone 5Q di 3 jutaan, Zenfone 5 di 4 jutaan, dan Zenfone 5z di harga 6-7 jutaan. Jadi sekarang jadi lebih jelas kalau mau menentukan pilihan berdasarkan budget.

Seri tertinggi atau Zenfone 5z memiliki 2 varian yang dirilis untuk Indonesia, yang membedakan hanya kapasitas RAM dan storage, kalau yang harga 6 jutaan kamu bisa dapat varian 6/128 GB, sedangkan yang 8/256 berada di kisaran harga 7 jutaan.

Tim NGONOO berkesempatan untuk mencoba Zenfone 5z varian 6/128 GB, berikut spesifikasi lengkapnya:

Layar6.2-inch Full HD+ (2246 by 1080) Super IPS
CPUQualcomm® Snapdragon 845
GPUAdreno™ 630
Storage128GB
Ram6GB
Konektivitas4G LTE
OSAndroid 8.0 Oreo (ZenUI 5)
Kamera BelakangSony IMX363 12MP dual pixel image sensor – 1/2.55″, 1.4µm pixel size F1.8
120° wide-angle camera
Kamera Depan

8MP F2.0, 84° field of view

Baterai3300mAh (non-removable), Power Delivery 3.0 (semacam Quick Charge)
SensorGPS, AGPS, GLONASS, BDS, Galileo, Rear fingerprint sensor, Face recognition, Accelerator, E-Compass, Gyroscope, Proximity sensor, Ambient light sensor, RGB sensor
Berat165 g
Dimensi15375.65 x 7,7 mm
Pilihan WarnaMeteor Silver, Midnight Blue

Build Quality Kurang Solid

Sejujurnya build quality dari Zenfone 5z ini cukup jauh dari ekspektasi saya, karena sebelumnya saya sempat mengulas Zenfone Max Pro M1 yang punya build quality solid, padahal kelasnya di bawah Zenfone 5z. Menurut saya Zenfone 5z ini terasa “murah” mengingat ini merupakan seri tertinggi dari semua lineup Zenfone. Masih cukup jauh lah dari kesan flagship. 🙁 Ketika digenggam, masih terasa lebih mantap yang Zenfone Max Pro M1.

Bagian belakang terbuat dari kaca dengan motif Zen ciri khas ASUS, sayangnya ketika diketuk seperti ada ruang kosong di dalamnya. Lalu tombol power dan volume yang ada di bagian samping bisa digoyang-goyang seperti kurang kencang pemasangannya. Ketika smartphone saya goncang-goncang jadinya keluar bunyi dari tombol yang kena bodi.

Sensor sidik jari berada di bagian belakang, tenang saja kamu nggak akan keliru meraba kamera karena kamera ditempatkan di pojokan. Smartphone ini punya dua kamera di bekakang dan dilengkapi dual LED flash. Semua tombol disematkan pada bagian sisi kanan, sedangkan bagian kiri hanya untuk slot sim card. Kabar

Performa ngebut tanpa kepanasan

Dengan dukungan tenaga Snapdragon 845, tentu Zenfone 5z ini bisa jalan kencang tanpa kendala ketika menjalankan segala macam aplikasi dan game. Snapdragon 845 adalah SoC kelas tertinggi dan terbaru untuk saat ini, SoC ini juga dipakai pada flagship smartphone lainnya. Asiknya, Snapdragon 845 ini sudah nggak sepanas para pendahulunya, kalau kamu sempat pakai smartphone yang menggunakan Snapdragon 820, 821, atau bahkan 835, kamu pasti bisa merasakan bedanya.

Suhu pada Zenfone 5z ini tergolong stabil, bahkan ketika digunakan untuk main game. Tetap hangat sih, wajar, tapi nggak sampai panas. Saya cuma coba Zenfone 5z untuk main Mobile Legends, pengaturan grafis saya ubah ke yang paling tinggi plus pakai “high frame rate” karena otomatis muncul kalau smartphone-nya mampu. Pengalamannya sangat menyenangkan, loading cepat dan tanpa lag sama sekali, dan seperti yang saya sebut di atas, smartphone ini nggak panas sama sekali meskipun saya main berjam-jam.

Hasil benchmark dengan aplikasi Antutu dan Geekbench

Standar baru untuk sebuah flagship smartphone saat ini sekitar 250k ke atas, hasil setiap kalo aplikasi benchmark dijalankan tentu selalu berbeda. Zenfone 5z berhasil mendapatkan skor 264492 untuk Antutu, sedangkan ketika saya uji dengan Geekbench mendapatkan skor 2422 untuk single-core dan 8662 untuk multi-core.

Android 8.0.0 dengan ZenUI 5

Zenfone 5z memang hadir ketika Android Pie sudah dirilis, tapi sangat wajar jika smartphone ini dirilis tanpa Android Pie, karena tanggal rilisnya hampir bersamaan. Makanya Zenfone 5z masih pakai Android 8.0 Oreo, dan bisa dipastikan akan mendapatkan Android Pie dalam waktu dekat, secara ini flagship smartphone ya. 😀

Berbeda dengan Zenfone Max Pro M1 yang menggunakan Pure Android, Zenfone 5z tetap menggunakan ZenUI versi 5. Kalau kamu sempat menggunakan Zenfone yang masih pakai ZenUI versi sebelumnya pasti bakal bisa merasakan perbedaan yang signifikan. Kali ini tampilan ZenUI lebih modern dengan beberapa fitur tetap dipertahankan, seperti gesture, game genie, mobile manager, dan sebagainya.

ZenUI 5 sangat stabil ketika saya gunakan, beberapa kali mendapatkan minor update untuk perbaikan bugs. Hal yang paling saya suka adalah kecepatannya, ZenUI 5 terasa lebih cepat daripada ZenUI versi sebelumnya.

Kamera oke punya

Dengan kisaran harga yang relatif murah untuk sebuah flagship smartphone, Zenfone 5z nggak mengurangi kemampuan kameranya. Kualitasnya diakui situs benchmark DxOMark dengan skor 90. Meskipun pada pengujian DxoMark menggunakan seri Zenfone 5 (tanpa z), tapi kedua seri ini menggunakan sensor kamera yang sama.

Untuk foto portrait hasilnya memang belum sempurna, harus beberapa kali menyesuaikan angle untuk mendapatkan hasil optimal.

Salah satu fitur dari kameranya adalah wide angle, saya bisa mengubah mode dengan sangat mudah. Wide angle ini berguna ketika memotret area yang cukup lebar tapi ruang untuk mengambil posisi memotret sempit. Jadi kamu bisa memotret area yang luas tanpa harus mundur jauh-jauh.

Lensa normal

Lenca wide angle

Kamera Zenfone 5z sudah termasuk spesial jika penggunaannya hanya untuk kebutuhan sehari-hari dan dinikmati melalui media sosial dan instant messeger. 🙂

Di bawah terik matahari

Di dalam ruangan dengan pencahayaan yang cukup

Hampir senja melawan cahaya matahari

Layar Belum Pakai OLED

Bukan hal yang harus banget sih, tapi ini sebenarnya bisa jadi nilai tambah bagi pengguna karena penggunaan layar OLED lebih hemat daya daripada layar LCD dan kamu juga nggak akan mendapati masalah ketika sedang menggunakan kacamata terpolarisasi ketika memandang layar OLED, plus biasanya layar OLED memiliki resolusi lebih tinggi daripada LCD.

Untuk masalah kualitas warna, kecerahan, dan lain sebagainya, kamu nggak bakal merasakan perbedaan siginifikan koq. Makanya saya bilang ini bukan hal yang harus ada. Cuma alangkah nikmatnya jika Zenfone 5z sudah pakai OLED. 😀

Daya tahan baterai dan pengisian daya cepat

Yup! Zenfone 5z mendukung pengisian cepat, tapi entah ini quick charge 3.0 atau 4.0, karena di website resminya nggak disebut secara gamblang. Ketika saya mengisi daya baterai dengan charger bawaan, muncul dua tanda plus yang menunjukkan baterai sedang diisi dengan cepat. Berikut hasil monitor menggunakan AccuBattery, cukup bisa diandalkan koq kecepatan charging-nya, dari 15% sampai 92% butuh waktu 1 jam 15 menit, sedangkan dari 78% berkurang menjadi 15% butuh waktu 20 jam lebih. Ngirit banget kan baterainya? 😀

Soal daya tahan baterai, Zenfone 5z bisa bertahan seharian untuk penggunaan normal saya, dalam hal ini saya menggunakannya sebagai daily driver yang setiap harinya masuk ratusan notifikasi, browsing, media sosial, instant messenger dengan berbagai macam grup di dalamnya, dan sesekali main game Mobile Legends. Oh iya, hampir setiap saat saya menggunakan koneksi Wi-Fi, jadi sesekali saja ketika pergi pakai koneksi data seluler. Bisa jadi ada perbedaan yang cukup besar ya kalau saya pakai koneksi data seluler setiap saat.

Oh iya, Zenfone 5z juga dibekali dengan Battery Care, opsi ini akan muncul secara otomatis ketika charger dipasang pada smartphone. Ada fitur AI charging yang akan secara otomatis menyesuaikan charging rate sesuai dengan kebiasaan pengguna. Indikator charging habits juga sangat berguna, karena memang kebiasaan mengisi baterai kita lah yang sering menyebabkan baterai cepat rusak.

Akhir kata

Ketika membayangkan sebuah flagship smartphone, tentu yang muncul adalah berbagai fitur kelas atas. Tapi sepertinya ASUS memang nggak memposisikan Zenfone 5z sejajar dengan flagship lainnya, bisa dilihat dari harganya yang terpaut cukup jauh. Beberapa ulasan menyebutnya sebagai “flagship killer”, saya sepakat akan hal itu dengan kesadaran bahwa ada beberapa fitur dan detail yang nggak begitu penting yang dihilangkan. Tapi jika dilihat secara fungsional, Zenfone 5z adalah smartphone yang sangat poweful dengan harga terjangkau.

Taufiq Hasan

Taufiq Hasan

Total posts created: 294
Blogger dengan badan besar, paha besar dan kempol besar. Bisa menulis dengan sebelas jari, sedikit menulis kode, lebih banyak menulis artikel dan status Facebook.

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *