ASUS kembali merilis generasi terbaru dari seri Zenfone Live, seri ini adalah smartphone di kelas entry level yang harganya satu jutaan. Tepatnya pada bulan April tahun ini, Zenfone Live L2 meluncur dengan harga sekitar 1,1 juta rupiah, ini lebih murah dengan generasi terdahulunya yang dibanderol sekitar 1,6 juta rupiah. Bisa jadi ini karena tren pasar yang semakin kompetitif dalam memasang harga.
Zenfone Live L2 memang menarget segmen pasar pengguna smartphone untuk kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar pengguna smartphone antara lain, seperti melakukan panggilan, memotret, berkirim pesan, sedangkan untuk media sosial dan kamera penggunaannya cukup jarang.
Spesifikasi Zenfone Live L2
Layar | 5,5 inch 1440x720px FullView |
CPU | Qualcomm® Snapdragon 430 1.4 GHz |
GPU | Adreno™ 505 |
Storage | 16 GB |
Ram | 2 GB |
Konektivitas | 4G LTE |
OS | Android 8.0 Oreo (ZenUI 5) |
Kamera Belakang | 13 MP |
Kamera Depan | 5 MP |
Baterai | 3000mAh (non-removable) |
Sensor | Accelerator, E-Compass, Gyroscope, Proximity sensor, Ambient light |
Berat | 140 g |
Dimensi | 147,26 x 71,77 x 8,15 mm |
Pilihan Warna | Rocket Red & Cosmic Blue |
Desain cakep, warna gradasi
Untuk harga satu juta lebih sedikit, Zenfone Live L2 punya tampilan yang cukup menawan dengan pilihan warna merah dan biru, di bagian belakang menggunakan warna mengkilap bergradasi. Secara sekilas, smartphone ini nggak kelihatan murah. 😀 Selain itu, grip smartphone ini juga nyaman sekali, didukung bobotnya yang sangat ringan, kekurangannya hanya bekas sidik jari yang sangat terlihat.
Bagian depan nggak ada brand ASUS-nya, menurut saya bagus sih :P, ukuran layar 5,5 inci full-view membuat tampilan semakin elegan. Meskipun layarnya berukuran 5,5 inci, tapi bodi smartphone tetap nyaman digenggam satu tangan karena rasio ukuran layarnya 18:9 yang menyebabkan bentuk bodi memanjang.
Zenfone Live L2 menggunakan layar beresolusi 720×1440 px, tapi karena layar ini punya tingkat kecerahan yang tinggi, maka nggak terlihat kusam. Ya, kusam, menurut saya layar 720p yang pernah saya coba kesannya kusam, tampilan layar kurang cerah gitu.
Kelebihan lain dari layar memanjang seperti ini adalah lebih nyaman juga untuk menonton video, layar lebih lebar.
Performa secukupnya 😛
Prosesor yang tertanam dalam Zenfone Live L2 adalah Snapdragon 430, jangan sepelekan dulu, prosesor ini sudah menggunakan 8 core lho. Performa dari smartphone ini cukup nyaman digunakan dipadukan dengan GPU Adreno 505. Ngelag sih nggak, tapi memang pergerakannya terasa kurang gesit, dengan animasi bawaan sistem ZenUI saya masih merasa nyaman. Sebenarnya bisa dibuat lebih gesit sih dengan mematikan semua animasi.D
Dengan harga yang hanya 1,1 juta rupiah ini, menurut saya performanya malah melebihi ekspektasi saya. Saya mencoba memasang berbagai macam aplikasi sehari-hari, bukan yang versi lite ya. Saya nggak merasa terganggu koq dengan performanya, sejujurnya kalau untuk main games saya cuma coba Clash Royale dan lancar nggak ada masalah.
Jika kamu suka main games semacam PUBG, kemungkinan masih bisa kamu paksa main meskipun dengan pengaturan grafis rendah. Nah, yang jadi masalah sebenarnya adalah kapasitas storage-nya yang cuma 16GB.
Sekali lagi, jangan bandingkan dengan smartphone kelas mid-range ya, karena perbedaannya sangat signifikan, ingatlah harganya yang hanya sepertiganya. 😀
Baterai
Untuk penggunaan normal sehari-hari, baterai Zenfone Live L2 yang berkapasitas 3000 mAh ini tergolong sangat irit. Bisa jadi karena konsumsi daya prosesornya memang sangat efisien dan resolusi layar 720p.
Sedangkan waktu pengisiannya sama seperti smartphone pada umumnya, tanpa ada dukungan teknologi pengisian cepat, untuk mengisi penuh baterai dari nol memakan waktu hingga sekitar 3 jam.
Sistem operasi
Android yang terpasang adalah versi 8.0 atau biasa disebut Oreo, ASUS memberi sentuhan ZenUI 5 yang bukan hanya mengubah tampilannya saja, tapi juga menambahkan beberapa fitur berguna, seperti memory cleaner, multi-window, one-hand operation, glove mode, dan lain-lain.
Saya kurang tau apakah Zenfone Live L2 ini bakal merasakan Android 9.0 Pie, kecil sih harapannya. Meskipun demikian, Android 8.0 Oreo masih sangat relevan untuk diigunakan koq, paling nggak sampai tahun depan ketika Android 10 Q sudah ramai dipasaran. 😀
Kamera
Di bagian belakang ada kamera utama beresolusi 13 MP yang dilengkapi dengan phase-detection autofocus. Sangat cukup untuk kirim-kirim foto melalui aplikasi perpesanan instan maupun media sosial. Toh foto-foto tersebut juga hanya dinikmati melalui layar smartphone juga.
Berikut hasil foto dari Zenfone Live L2
Siang hari dengan cahaya melimpah
Senja dengan kondisi cahaya mulai berkurang
Malam hari dengan cahaya kurang
Tapi karena kapasitas memori internal yang kecil, saya harus rajin-rajin menghapus foto yang sudah tersimpan pada Google Photos.
Triple slot
Fitur yang tetap dipertahankan sejak beberapa tahun terakhir, ASUS selalu merilis smartphone dual-sim tapi tetap menyertakan slot mirco SD card. Hal ini sangat berguna pada Zenfone Live L2, karena memori internal hanya 16 GB, tentu akan cepat penuh kalau nggak dibantu dengan SD card.
Akhir kata
Saya sendiri nggak pernah membayangkan bahwa smartphone kelas 1 jutaan harganya bakal 1 juta beneran, karena dulu yang namanya smartphone satu jutaan itu sebenarnya 1,5 juta lebih. Lebih terkejut lagi dengan performanya yang saya anggap cukup untuk kebutuhan sehari-hari. ASUS Zenfone Live L2 harganya cuma 1,1 juta, dan ini adalah tawaran yang sangat menarik untuk segmen pasar bawah. Kalau kamu punya dana sejuta, silakan ke toko dan beli Zenfone Live L2. 😛