NGONOO.com – Belakangan ini media sosial sedang dihebohkan dengan sebuah aplikasi bernama I-Doser yang dianggap memiliki efek seperti narkoba sehingga disebut dengan`Narkoba Digital’. Nah apa sih sebenernya I-Doser ini? Yuk cari tau bareng 🙂
Jadi gini gaes, I-Doser adalah salah satu jenis aplikasi di android berbasis psikoterapi. Di playstore I-Doser sudah diunduh sekurang-kurangnya 10 juta orang. I-Doser pun bukan aplikasi gratis. Untuk bisa memakai aplikasi ini, user harus mengeluarkan uang senilai Rp 71.542,00. Aplikasi ini menyediakan fasilitas relaksasi otak yang ditimbulkan oleh gelombang suara.
Keberadaan I-Doser, kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial karena beredar video-video mengenai bahayannya menggunakan I-Doser di grup-grup Whatsapp dan sosial media.
Menurut itu Badan Narkotika Nasional (BNN), berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, definisi Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan I-Doser tidak termasuk dalam pengertian tersebut.
“Oleh karena itu, meskipun gelombang suara yang dihasilkan oleh I-Doser diklaim dapat memberikan sensasi seperti memakai Narkotika oleh pendengarnya, I-Doser tidak termasuk dalam golongan Narkotika,” jelas BNN dalam keterangan resminya, seperti dikutip liputan6.
Pernyataan BNN tersebut merupakan tanggapan terhadap isu yang menyebutkan bahwa I-Doser adalah Narkoba digital. Berbagai pemberitaan yang beredar di media sosial menyebutkan, banyak remaja merasakan sensasi memakai Narkoba setelah mendengarkan konten audio binaural (dua suara) berdurasi 30-40 menit melalui aplikasi tersebut.
Binaural merupakan sebuah teknologi yang diklaim dapat menstimulasi otak dan mengubah keadaan psikis dan mental. “Namun para peneliti dari berbagai universitas tidak menemukan perubahan pola otak pada pengguna I-Doser,” tulis BNN.
Namun dijelaskan BNN, tak dapat dipungkiri bahwa suara, nyanyian, atau gelombang suara dalam ritme tertentu mampu memengaruhi manusia secara emosional. Seseorang yang mendengarkan sebuah lagu dapat merasakan ketenangan dalam dirinya atau bahkan menjadi gundah dan gelisah, bergantung pada jenis musik apa yang didengarkan. Hal ini terjadi lantaran gelombang suara merangsang sel-sel saraf dan menghantarkannya ke otak.
gambar mbak-mbak dengerin musik pake headphone via Shutterstock
Walah, bisa2 nanti piknik dianggap narkboba juga walah
Mimin sunting dong artikel ini, saya nggak nemu link unduh utk androidnya. Masa harus nyari-nyari sendiri… 🙂
Nice info lihat juga di blog saya