NGONOO.com – Tragedi AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura mendapat perhatian dari berbagai belahan dunia. Pencarian terus dilakukan, dan kabar terbaru menunjukan hasil positif dengan ditemukannya lokasi ekor pesawat AirAsia yang kemungkinan berdekatan dengan black box atau kotak hitam.
Kejadian ini membuat pihak terkait di Indonesia didesak melakukan banyak perubahan dan pembenahan di bidang penerbangan agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari. Buntutnya, yang saat ini menjadi pembicaraan hangat adalah kontroversi rencana penghapusan tiket penerbangan murah oleh Menteri Jonan, sang Menteri Perhubungan.
Peran Penerbangan Murah Untuk Transportasi Udara
Tersedianya banyak tiket penerbangan murah, menjadikan bisnis maskapai penerbangan Low Cost Carrier (LCC) tumbuh subur di Indonesia. Tentu saja, hal itu berperan penting dalam meningkatkan jangkauan transportasi udara ke masyarakat luas. Imbas positifnya, bisnis sektor penerbangan juga semakin tumbuh.
Semakin meningkatnya sektor penerbangan di Indonesia, juga beberapa kali diapresiasi oleh pemerintah. Penerbangan murah diyakini sebagai model bisnis yang penting dalam memajukan sistem transportasi. Diantaranya, adalah pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, seperti yang dikutip dari Merdeka (8/1/14).
“Begini, hakikatnya (LCC) itu kan bisnis model, karena dengan ada penerbangan murah banyak orang bisa terbang. Itu pertumbuhan tinggi sekali,” ungkapnya.
Pasca Tragedi AirAsia QZ8501
Setelah terjadinya tragedi AirAsia QZ8501 yang merupakan salah satu maskapai sukses Malaysia dengan tiket penerbangan ekonomis, kini tiket penerbangan murah seperti dijadikan kambing hitam. Pihak Kementrian perhubungan mengendus adanya praktik ilegal yang melanggar aturan dalam pengaturan rute penerbangan murah karena tingginya permintaan. Seperti menambah atau mengubah slot penerbangan.
Kompetisi antar maskapai penerbangan murah, juga memunculkan persaingan untuk menguasai banyak slot penerbangan. Bahkan, hingga tambahan slot penerbangan di luar izin yang sudah diberikan.
Buntut dari dugaan operasi melanggar aturan yang dilakukan oleh maskapai penerbangan dengan penambahan slot tersebut, membuat Menteri Ignasisus Jonan dikabarkan akan kembali mengatur tarif pesawat, khususnya penerbangan murah, agar tidak terjadi persaingan penambahan slot diluar izin. Tarif batas bawah, akan segera ditentukan, yang mengindikasikan ke depan tidak ada lagi tiket pesawat yang benar-benar murah.
“Tidak ada lagi ke depan tawaran tiket murah seperti Rp 50.000. Batas bawah ditetapkan 40 persen. Suratnya sendiri masih tunggu pengesahan Menkumham,” ujar Hadi M. Djuarid Staf Khusus Menteri Perhubungan di Jakarta.
Penerbangan murah di Indonesia dianggap terlalu meremehkan standar keamanan yang seharusnya demi menekan biaya. Seperti alat-alat canggih yang tidak berfungsi semestinya, dan perangkat-perangkat keamanan lain yang seharusnya menjadi standar dalam sebuah penerbangan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut berkomentar terkait rencana Menteri Jonan. Jusuf Kalla meluruskan, bahwa rencana tersebut bertujuan untuk pembenahan dunia industri penerbangan agar faktor keselamatan menjadi yang utama, bukan persaingan bisnis semata.
Timbulkan Kontroversi
Beberapa pihak akhirnya angkat bicara dengan rencana tersebut. Salah satunya pendapat pengamat penerbangan Arista Atmadjati bahwa penghapusan tiket penerbangan murah tidak menjamin keselamatan dan keamanan penumpang terpenuhi. Semua itu harus datang dari pemerintah, bukannya mengharapkan dari pihak maskapai saja.
Selain itu, beberapa pihak tidak setuju dengan rencana ini karena bisa mengurangi jumlah kunjungan wisata, serta terpuruknya bisnis penerbangan. Penerbangan murah sangat berperan besar bagi dunia wisata karena semakin banyak kalangan yang bisa menikmati transportasi udara tersebut dengan biaya yang lebih terjangkau. Bepergian ke tempat wisata pun menjadi lebih mudah dan murah dengan adanya LCC.
Bagaimanapun akhirnya, kita berharap standar keamanan penerbangan dalam kelas apapun selalu mengutamakan keamanan para penumpang.
Gambar : Penerbangan murah Via ShutterStock
Aku kudu piye?