Laptop telah menjadi bagian penting bagi banyak orang, karena sekarang hampir semua pekerjaan butuh perangkat ini, apalagi pelajar dan mahasiswa, pasti butuh laptop untuk menyelesaikan tugas-tugas. Tapi yang jelas saat ini semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan bantuan perangkat komputer, khususnya laptop, karena meskipun lebih banyak bekerja di kantor, tapi memang lebih praktis menggunakan laptop daripada PC.
Belum lama ini ASUS menghadirkan seri laptop Zenbook 13, seri ini cocok untuk mahasiswa dan profesional. Zenbook 13 termasuk kategori ultrabook karena dirancang untuk mobilitas tinggi tanpa harus kehilangan performa. Nah, yang seperti ini cocok sekali kan untuk segmen profesional yang sering kerja di mana-mana dan tetap terlihat keren saat meeting dengan klien? 😛
Tim NGONOO kebagian yang seri UX331UAL, seri ini adalah yang punya sertifikat millitary grade dan bobotnya di bawah 1 kg. Seperti apa kesan menggunakannya? Simak ulasannya berikut!
Spesifikasi Hardware
Prosesor | Intel® Core™ i5 8250U Processor |
Sistem Operasi | Windows 10 Home – ASUS recommends Windows 10 Pro. |
Chipset | Integrated Intel® CPU |
Memori | 8 GB LPDDR3 2133MHz SDRAM Onboard memory |
Display | 13.3″ (16:9) LED-backlit FHD (1920×1080) Anti-Glare 60Hz Panel with 72% NTSC |
With ASUS Splendid | |
With WideView Technology | |
Grafis | Integrated Intel UHD Graphics 620 |
Storage | 256GB SATA 3.0 M.2 SSD |
Keyboard | Illuminated chiclet keyboard |
WebCam | VGAWebcam |
Networking | Wi-Fi Integrated 802.11ac (2×2) Bluetooth® 4.2 |
Interface | 2 x Type-A USB 3.0 (USB 3.1 Gen 1) 1 x Type-C USB 3.0 (USB 3.1 Gen 1 / Gen 2) 1 x HDMI, Mendukung HDMI 1.4 1 x micro SD card 1 x audio jack combo |
Audio | Built-in 1 W Stereo Speakers with Array Microphone Supports Windows 10 Cortana with Voice ASUS SonicMaster Technology Harman Kardon |
Baterai | 3 -Cell 50 Wh Polymer Battery |
Adaptor Daya | Plug type :ø4 (mm) Output : 19 V DC, A, 45 W Input : 100 -240 V AC, 50/60 Hz universal 3/ 2 pin compact power supply system |
Dimensi | 310 x 216 x 13.9 mm (WxDxH) |
Berat | 985 g with battery |
Sekuritas | BIOS user password protection USB security lock cable fTPM (Firmware-based Trusted Platform Module) |
Certificates | UL, TÜV, MIC, CE Marking Compliance, FCC Compliance, BSMI, Australia C-TICK / NZ A-Tick Compliance, CCC, CB, EPEAT, EU Flower, Energy Star, WEEE, Erp 2013, RoHS |
Bodi kecil, super ringan, engsel istimewa
Begitu barang datang dan saya keluarkan dari kardus, jujur saya sangat takjub dengan bobotnya yang sangat ringan. Walaupun setiap hari saya juga pakai laptop tipis dan ringan, tapi kali ini saya tetap kagum. Ternyata memang bobotnya cuma 895 gram, nggak sampai sekilo, pantas saja saya masih kaget waktu pertama kali mengangkatnya, karena laptop yang biasa saya pakai bobotnya 1,36 kg. Selisihnya banyak!
Selain bobot, bodinya juga kecil meskipun ukuran layar 13,3 inci, karena bezel pada samping kanan dan kiri monitor cukup tipis.
Satu lagi yang bikin saya suka banget sama laptop ini, yaitu bagian engselnya. Beda jauh dengan model sebelumnya, menurut saya engsel Zenbook 13 ini benar-benar nyaman ketika dibuka dan ditutup. Terasa ringan tapi tetap terasa kokoh, dan saya nggak perlu menahan laptop bagian bawah ketika membuka layarnya karena nggak ikut terangkat.
Seluruh bodi luar terbuat dari metal, hanya bagian display panel saja yang ada plastiknya.
Di bagian samping kanan dan kiri ada beberapa port, di sebelah kanan ada USB, 3.5 Jack Audio, dan SD Card. Lalu di bagian kiri ada port HDMI, USB, dan USB type C.
Tangguh berstandar militer
Seumur hidup baru kali ini saya nginjek laptop. wkwk. Ya, benar-benar saya injak. Ini karena memang klaim pihak ASUS yang dalam promosinya menonjolkan kekuatan Zenbook 13 ini dengan menginjaknya, dan memang baik-baik saja setelah saya injak.
Awalnya saya takut karena bagian dalam kan langsung bersentuhan dengan layar, ternyata baik-baik saja. Wow!
Performa kencang ala Intel Core Gen 8
Kebetulan saya meggunakan varian UX331UAL yang menggunakan Intel Core i5 8250U, yup ini prosesor generasi ke-8, dan ini merupakan salah satu prosesor yang paling banyak digunakan untuk laptop keluaran tahun 2018. Peningkatan performa dan penghematan dayanya sungguh luar biasa.
Prosesor Intel Core i5 8250U ini memiliki 4 core dengan 8 thread, clock 1.60 GHz turbo sampai 3.40 GHz, cache 6 MB, dan integrated GPU Intel 620.
Dengan penggunan normal seperti menjalankan browser, Micosoft , Spotify, instant messenger, dan beberapa aplikasi lain secara bersamaan, Zenbook 13 ini bisa berjalan dengan sangat lancar, lebih dari cukup lah kekuatannya untuk menghandel pekerjaan sehari-hari.
Layar beresolusi full HD menambah kenyamanan penguna, bukan cuma saat menikmati video, tapi kalau saya justru malah sangat terasa nyamannya ketika sedang membaca. Karena huruf ditampilkan dengan lembut.
Daya tahan baterai hingga 8 jam
Berkat prosesor yang hemat daya, Zenbook 13 ini mampu bertahan hingga 8 jam, tentu tergantung penggunaan ya.
Jika kamu termasuk pengguna yang mirip saya, kemungkinan bisa mendapatkan daya tahan baterai selama itu juga. Laptop saya jalankan dalam balance mode. Biasanya saya mulai pakai laptop di bagi hari dengan baterai penuh, lalu saya gunakan seharian untuk bekerja.
Pekerjaan saya menulis, aplikasi utama yang saya gunakan adalah browser, lebih spesifiknya Firefox. Saya juga orang yang rajin menutup browser tab yang nggak terpakai, termasuk aplikasi yang nggak terpakai. Selain itu saya juga menjalankan aplikasi Spotify, Dashlane (password manager), WhatsApp, Microsoft Word, Email, dan beberapa aplikasi produktivitas.
Saya nggak pakai untuk editing video dan foto, main games juga nggak pernah. Jadi, hasil pasti berbeda jika saya pakai berbagai aplikasi berat ya. 🙂
Dibandingkan dengan laptop lain, saya bisa menggunakan Zenbook 13 jauh lebih lama. Karena biasanya 2-3 jam saja saya harus memasang charger. 🙁 Selain itu, laptop ini juga sudah dilengkapi dengan aplikasi ASUS Battery Health Charging, aplikasi ini bertanggungjawab untuk mengatur charging mode agar kesehatan baterai lebih terjaga.
Keyboard lembut dan layout nyaman
Permasalahan yang pasti muncul ketika berganti laptop adalah ketika mengetik. Bagi tukang ketik seperti saya, ini sangat terasa. Layoutnya jelas sama, yaitu QWERTY, tapi jarak antar tombol dan kelembutan ketika ditekan pasti berbeda.
Sejujurnya saya nyaman ketika mengetik dengan Zenbook 13, saya nggak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menekan tombolnya, semua tombol juga terjangkau dengan baik.
Ada backlight untuk membantu penglihatan ketika kondisi agak gelap, tombol fungsi bisa diubah untuk mengatur volume, kecerahan layar, keyboard backlight, dan lain-lain, atau bisa juga untuk tombol F1, F2, dan seterusnya.
Satu hal yang perlu diwaspadai jika kamu orang yang sering menggunakan tombol “Delete”, karena tombol ini berada di sebelahnya tombol “Power”. Kalau kamu salah menekan tombol “Power”, maka laptop langsung “tertidur”. Ini pasti menyebalkan jika terjadi di tengah asiknya bekerja.
Touchpad kurang begitu nyaman dan akurat
Bagian ini adalah salah satu yang paling saya perhatikan pada sebuah laptop, untuk sebuah perangkat yang dirancang untuk melakukan pekerjaan secara mobile tentu saja touchpad harus oke. Tapi sayangnya saya merasa ada yang kurang pada touchpad Zenbook 13 ini, akurasinya ketika digerakkan harus saya atur sedemikian rupa sehingga nyaman digunakan. Saya harus menyesuaikan tingkat sensitivitas gerak pointernya pasa pengaturan Windows 10.
Lalu untuk kliknya, bisa diklik secara fisik atau hanya dengan ketukan. Nah, ini juga kurang oke menurut saya, saya berkali-kali kurang pas ketika ngeklik tombol atau tautan pada sebuah website, jadi ketika saya menggerakkan pointer koq malah ngeklik. Akhirnya saya pakai mouse. 🙁
Sistem operasi bawaan Windows 10 Home
Ketika saya hidupkan laptopnya, saya langsung bisa menggunakannya karena sudah terpasang sistem operasi Windows 10 Home. Hal pertama yang harus dilakukan hanya setup akun Microsoft dan memasang beberapa aplikasi yang dibutuhkan, saya pun bisa langsung kerja tanpa ribet.
Windows 10 Home sudah sangat cukup untuk menghandel segala macam pekerjaan saya, perbedaan fitur dengan versi Pro nggak terlalu banyak koq. Silakan cek perbandingannya di situs resmi Microsoft.
Jika kamu ingin upgrade ke versi Pro, caranya gampang sekali, tinggal masuk ke pengaturan Windows 10 lalu ubah product key dengan yang versi Pro. Beres.
Akhir Kata
Jika kamu selama ini beranggapan bahwa ultrabook yang keren itu mahal, maka sebaiknya kamu coba-coba Zenbook 13 UX331UAL ini, karena dengan harga 13 jutaan kamu bisa mendapatkan sebuah ultrabook yang sudah paket kompli: ringan, tangguh, kencang, tahan lama. Cocok banget buat kamu yang harus kerja berpindah-pindah, laptop ini juga nggak bakal malu-maluin pas dibawa meeting sama klien. 😀