NGONOO.com – Bukan titel Liga Inggris yang diperebutkan antara Arsenal Vs Manchester United, pada Minggu (23/11/14) dini hari WIB. Bukan pula sebuah titel bergengsi yang harus didapatkan saat itu juga. Lebih tepatnya, hanya perebutan posisi keempat atau batas akhir zona Liga Champions bagi dua klub papan atas yang memiliki sejarah apik di Premiere League.
Meski hanya menjadi pertandingan perebutan zona Liga Champions yang tentu masih akan terus berubah, tetapi hasil pertandingan Arsenal Vs MU tadi malam rasanya patut disyukuri oleh kubu tamu. Pasalnya, dengan statistik yang begitu apik, Arsenal memang terlihat lebih pantas menang. Statistik itu yang mungkin dijadikan ‘alibi’ oleh sang pelatih Arsene Wenger yang mendadak ramai di Twitter dengan tagar #WengerOut.
“We dominated 80 % of the time” kata Wenger dalam press konferense usai pertandingan.
Statistik Arsenal Vs MU, Tuan Rumah Tak Pantas Kalah
Statistik Opta, yang dilansir Goal, jelas menunjukan bagaimana Arsenal begitu menguasai pertandingan dan tak layak kalah. Dengan penguasaan bola 61 % berbanding 39 %, terlihat siapa yang mendikte jalannya laga. Tetapi lagi-lagi, bukankah sebuah pertandingan ada akhirnya? Sayang, Arsenal harus menerima kenyataan bahwa akhir pertandingan malam tadi adalah kekalahan menyakitkan.
23 total tembakan para pemain The Gunners, 12 diantaranya adalah on target alias tepat ke sasaran. Sementara Manchester United, hanya mampu melesakkan 2 tembakan ke arah gawang dari 9 percobaan tendangan keseluruhan. Disini, peran barisan pertahanan Manchester United begitu diuji.
Kala krisis cedera sedang melanda, Van Gaal harus menurunkan beberapa pemain muda sekaligus untuk mengisi pos bertahan. Paddy McNair, Tyler Blackett, dan Luke Shaw seperti yang sudah diprediksi. Luke Shaw, bahkan harus ditarik keluar di menit 16 karena tak mampu melanjutkan pertandingan akibat cedera.
Beberapa blok penting yang dilakukan Paddy McNair, membuat kesempatan Arsenal mencuri gol terlewat. Ini juga menjadi berkah tersendiri, dengan cederanya Phil Jones dan Marcos Rojo, McNair yang notabene baru beberapa kali bermain, langsung diberi pelajaran menghadapi tim-tim tangguh di Liga Primer. Emirates Stadium, markas Arsenal dengan permainan cantik dan umpan mematikan, menjadi salah satu tempatnya belajar lebih matang.
David De Gea, Man of The Match Pilihan NGONOO
Tetapi, kalau harus memilih satu diantaranya semua pemain yang turun ke lapangan Emirates sebagai pemain terbaik alias ‘Man of The Match’, David De Gea layak mendapatkannya. Wayne Rooney memang berpenampilan apik bukan hanya di lini serang, tetapi juga kreator serangan dengan beberapa umpan kunci yang berhasil dikirimkannya. Gol pengganda kedudukan bagi Setan Merah juga begitu penting. Tetapi minimnya gol yang tercipta oleh Arsenal, tak lepas dari peran sentral De Gea dibawah mistar.
Barisan muda yang belum berpengalaman menjadi benteng terakhir sebelum De Gea. Tetapi hal itu tak membuat penampilannya menurun. Beberapa kesempatan yang didapatkan oleh Danny Welbeck, Santi Cazorla, dan Aaron Ramsey sukses dipatahkan De Gea saat McNair, Blackett, dan Smalling gagal menghalau gempuran. Bisa dibilang, De Gea adalah pemain yang paling kerepotan karena permainan lebih banyak berada di pertahanan United.
Olivier Giroud memang sempat memperkecil ketertinggalan di waktu tambahan, saat tendangan voli striker Prancis itu gagal diantisipasi De Gea. Tetapi dengan hasil akhir kemenangan bagi tim tamu, De Gea sudah berperan banyak menyelamatkan gawang The Red Devils dari gempuran Arsenal.
Statistik dan proses pertandingan, lazim saja dibanggakan. Tetapi tiga poin yang jadi target, adalah kepentingan lain yang lebih mutlak. Berbicara jalannya pertandingan, Arsenal layak menang. Berbicara peluang, keduanya memiliki beberapa peluang emas untuk berbuah gol. De Gea menjadi pembeda untuk tetap memberikan asa bagi Manchester United memperpanjang rekor tak terkalahkan oleh Arsenal di beberapa pertemuan terakhir.
Gambar : David De Gea melakukan penyelamatan Via Telegraph