NGONOO.com – Menjelang hari-hari terakhir dari rangkaian acara Festival Kesenian Yogyakarta, acara yang digelar makin seru aja gaes. Salah satunya adalah panggung Edan-edanan di bawah jembatan Sardjito. Setelah malam sebelumnya kolong Jembatan Sardjito disemarakkan oleh karya-karya tari dari 5 koreografer. Maka tadi malam kolong jembatan yang dijadikan Panggung Edan-edanan ini dimeriahkan oleh penampilan para seniman musik dari berbagai aliran. Ada empat penampil yang akan mempersembahkan karyanya pada sekitar 1.0000 penonton yang menyaksikan pertunjukkan ini baik dari bawah maupun dari sisi atas jembatan.
Subkultur Artfisial membuka Panggung Edan-edanan di malam ke-2 ini. Sebagai sebuah proyek musik yang dibentuk oleh Enriko Gultom dan kawan-kawan, Subkultur Artifisial mengeksplorasi beragam musik tradisional, jazz, rock, dan musik-musik modern lainnya. Terbentuk Agustus 2013 di Yogyakarta, proyek musik ini memfokuskan diri pada preses studio dalam pembuatan komposisi dan eksperiman karya-karya musik.
Dengan personil terdiri dari Enriko Gultom (Bass), Wasis Tanata (Drums), Shafur Bachtiar (Bebano/Darabuka), Fajar Lintar (Gitar), Gigin Rajin Sholat (Kendang Sunda), Uyau Moris (Sape Kalimantan), dan Hamzah Bilal (Saluang, Bansi, Sarunai), Subkultur Artifisial membawakan sebuah reportoar berjudul “Pesisir Negeri Petani Anggur Merah”, sebuah karya musik tentang impresi dunia agraris melalui sudut pandang kultur pop dan gejolak urban.
Penampil kedua adalah Stars And Rabbit gaes. Duo yang terdiri dari Elda (singer, songwriter) dan Adi (guitar, arranger) ini namanya kian akrab di pendengaran kaum muda belakangan ini. Malam ini mereka melepaskan rindu para penggemar mereka dan bernyanyi bersama di bawah jembatan Sardjito ini dengan musik-musik mereka yang bergenre pop – folk.
Penampil berikutnya selain bernama unik, Mlenuk Voice, juga menampilkan bentuk musik yang tak kalah unik dan menarik. Mereka adalah sebuah kelompok vokal berformat double quartet (dua sopran, dua alto, dua tenor, dan dua bass) yang berbasis di Yogyakarta dan berdiri pada 12 September 2002.
Awalnya Mlenuk Voice mengekspresikan kecintaaannya akan music dengan menyanyikan lagu-lagu rohani. Saat ini Mlenuk Voice telah melebarkan eksistensinya di dunia tarik suara dengan mengusung berbagai jenis lagu (pop, etnik, gospel, dan lain sebagainya). Skill dan taste dari Irine Vista Budi K. (Sopran), S. Agustina Susilawati (Sopran), Bernadeta Yulia Nurdiana (Alto), Stefanaventi Asriuni M.P. (Alto), A. Gatut Bintarto (Tenor), Bastian Anugerah (Tenor), Albertus Magnus Adi (Bass), Daniel Adi Wibowo (Bass), Lukas Chrisantyo (Piano), yang bervariasi serta pengalaman bertahun-tahun menjadikan Mlenuk Voice sebuah kelompok vokal yang kaya dalam warna vokal dan khazanah musik.
Dan yang terakhir, Jogja Hiphop Foundation yang terdiri dari Kill the DJ, Jahanam, dan Rotra tampil sebagai penutup gelaran Panggung Edan-edanan FKY 27 tahun ini dengan genre hip hop “agraris” yang khas dan sudah sangat akrab di telinga masyarakat.
Agenda Hari Ini
Jumat yang akan datang, selain panggung Taman Kuliner yang akan diisi oleh Kasino Brothers, IDE, Sanggar Tari Yoso Budoyo, Bulan Jingga, Nalitari, Sisir Tanah, dan Pentas Humor “Pamor 15” di Panggung Utama. Kemudian Life Patch, Gardika Gigih and Friends, Nisluka Anggito & Danish, serta Lefty Fish di Panggung Senyap, akan ada pertunjukkan Jogja Video Mapping Project (JVMP) di Panggung Krapyak dimulai sejak 19:00 WIB.