Beberapa hari lalu saiya posting di Facebook foto gadis kecil saiya yang tengah terbaring lemah karena sakit. Beberapa kawan mengucapkan do’a lekas sembuh. Ada juga ‘like’ salah satunya dari sohib saiya, petani sekaligus pejabat teras Gunung Kidul, pakdhe @jauhari. Kemudian beliau komentar menyesal me-like foto tersebut, pinginnya klik ‘dislike’ jikalau ada.
Ini nihh pren yang mungkin banyak dipertanyakan oleh pengguna social media terbesar saat ini yaitu Facebook. Kenapa Facebook cuman punya tombol like tanpa dislike? Suka atau gak suka? Kenapa kira-kira ya masberohh dan mbaksest. Coba kita cari tau makna dari Facebook dislike itu sendiri.
Facebook Dislike adalah :
“Suatu agenda untuk mengisi atau menilai dari awal hingga akhir yang mempunyai kemurnian atau NATURAL GIVE”
Loh kok kaya pengertian “Rapat Paripurna” versi mas Toni Blank? Heuheue “SALAM SEPARATOZzzz”
#Selo saja ya masberoh, ternyata Facebook itu punya alasan tersendiri terkait dengan tidak adanya tombol dislike di akun pengguna.
Alasannya adalah : Facebook ingin tetap menjaga aura positive di dalam interaksi sosial yang terjadi di Facebook. Menumbuhkan sentimen positive dan bukan sebaliknya. Meskipun diketahui bahwa pada sebuah statement, kejadian, maupun hasil dari pergaulan sosial yang berupa gambar, video, atau informasi serta status akan menimbulkan like dan dislike. (Masih terpengaruh Toni Blank)
Lanjut yang agak serius bero..
Sebetulnya Facebook memang menyadari banyak pengguna yang menginginkan fitur dislike ini. Sehingga mereka bisa mengekspresikan perasaan yang didapat setelah melihat atau membaca di Facebook. Namun, menurut mas Baldwin salah satu orang yang bekerja untuk optimalisasi berbagai fitur Facebook mengatakan bahwa tombol dislike merupakan representasi negatif. Setuju gak masberoh dan mbak sist?
Dilemanya, mau tidak mau kita harus like meskipun sebagai bentuk ungkapan ketidaksukaan. Contohnya seperti cerita saiya diawal, atau misal beroh melihat foto orang yang dianiaya atau foto yang berbau negatif dimana kita ingin menyatakan bahwa kita tidak menyukai kejadian tersebut. Karena tidak ada tombol “dislike”, ya kita cuman bisa like ajah.
Facebook juga khawatir, kalau ada tombol dislike di akun pengguna justru akan menjadi ajang penghujatan yang membuat orang lain kecewa dan marah. Ini ada benarnya broh, bayangin kalau kamu bikin status terus yang like 1 orang, dan yang dislike 99 orang. Bisa-bisa makin banyak penghuni RSJ kan?
Nah mengantisipasinya, menurut #kabarburung sih sebetulnya Facebook sedang mempersiapkan fitur ekspresi yang lain dan lebih variatif untuk menampung aspirasi pengguna. Tapi ya belum jelas bagaimana fitur itu nantinya.
Kalau kamu sendiri broh dan sist, butuh gak sih tombol dislike? Etapi kalau saiya, sebagai Internet Marketer, lebih menyukai rencana Facebook yang akan menghadirkan tombol “Want” alias “Mau!“. Entah kapan ini menjadi kenyataan, padahal wacananya sudah dihosipkan sejak tahun lalu.
Salam Separatozzz dan Tetap Gesit !!
Credit buat mas Toni Blank
haruse ono tombol "enak~"
intimidation negative work x)) sparatoz
Wah burungnya siapa yang ngasih jabar ini?