NGONOO.com – Kemarin tepat tanggal 20 November 2015, Adele baru saja merilis album terbarunya yang bertajuk “25”. Sedikit berbeda dengan album penyanyi lainnya yang langsung tersedia di berbagai layanan musik streaming, album ketiga milik penyanyi asal Inggris ini justru tidak tersedia di layanan musik streaming.
Album “25” ini tidak akan tersedia dalam format music streaming, seperti Apple Music atau Spotify. Adele pun secara personal terlibat dalam keputusan tentang streaming ini. Yap keputusan penyanyi kelahiran 5 May 1988 ini untuk tidak mengedarkan albumnya di layanan musik streaming seolah mengingatkan kita sama penyanyi cantik Taylor Swift di tahun lalu ya gaes. Saat itu Swift juga memutuskan untuk menarik mundur lagu-lagunya di album “1989” dari Spotify.
Meski belum ada komentar dari juru bicara Adele, tapi Spotify sudah memberi respon dalam sebuah pernyataan, “Kami mencintai dan menghormati Adele, begitu pula 24 juta penggemarnya di Spotify. Kami harap, Adele akan mengizinkan kami memasukan album 25 di Spotify, bersama kedua album Adele lain, 19 dan 21,” tulis Spotify dalam pernyataan resminya.
Selain Spotify dan Apple Music, layanan streaming Amerika Serikat lain, Deezer, pun mengaku tidak menyediakan album musik 25 dalam bentuk digital.
“Adele menggunakan kesempatan perilisan album ini untuk meningkatkan jumlah pembelian CD dan download. Jika semua musisi melakukan hal ini, kami tidak akan berkembang dengan pelanggan yang kami punya,” kata Tyler Goldman, direktur eksektuif Deezer.
Apa yang dikatakan oleh direktur Deezer itu mungkin cukup beralasan gaes, karena album terbaru Adele diprediksikan akan menjadi album terbesar dan terlaku di dunia yang akan laku sekitar 2,5 juta kopi di minggu awal perilisannya. Sehingga kalo album musik 25 tidak akan disediakan dalam layanan streaming musik digital, maka perusahaan seperti Spotify, Apple Music ataupun Deezer, akan merasakan kerugian yang besar.
Ga bisa dipungkiri ya gaes, kalo layanan musik streaming saat ini telah menjadi bagian industri musik yang digemari masyarakat dunia. Selain harganya tidak terlalu mahal, penggunaannya pun juga tidak berbelit-belit, berbeda dengan rilisan fisik seperti CD, kaset atau vinil.
via CNN
gambar mbak-mbak dengerin lagu via Shutterstock