NGONOO.com – Samsung sepertinya sedang menyiapkan strategi baru untuk terus bertahan sebagai perusahaan penguasa smartphone di dunia. Penetrasi yang dilakukan banyak perusahaan lain memang wajar membuat Samsung cemas. Meski tahun ini masih menjadi nomor 1 di dunia, tetapi langkah antisipasi jelas mutlak dilakukan jika tidak ingin tersalip lebih cepat.
Kabar penurunan laba Samsung yang begitu drastis, memang menohok. Tapi bagaimanapun, raksasa Korea Selatan itu masih tetap berupaya mempertahankan posisinya. Bahkan, kabar terbaru yang dilansir Wall Street Journal mengungkap sebuah rumor bahwasanya sang CEO Samsung Mobile yaitu JK Shin, akan segera digantikan oleh CEO Samsung lainnya. Bisa jadi, ini adalah akibat dari kegagalan divisi mobile Samsung membawa keuntungan besar di tahun ini.
Sebelumnya pernah NGONOO bahas, Samsung akan mengurangi produk ponselnya tahun depan. Langkah itu juga dinilai sebagai salah satu bentuk efisiensi Samsung, yang akan lebih fokus kepada market yang sudah jelas lebih menguntungkan. Sementara rujuknya Apple dan Samsung, kemungkinan besar akan membantu perusahaan mendapatkan kembali laba cukup besar karena nilai kontrak dengan Apple yang mencapai miliaran dolar.
“Penguasaan pasar ponsel oleh Samsung kini tinggal 24 %, turun 9% dari periode sebelumnya, yang diakibatkan penurunan pengiriman jumlah ponsel yang hanya 78,1 juta unit atau mengalami penurunan 8 % dari periode yang sama di tahun lalu.”
Penggalan informasi diatas yang pernah NGONOO tulis sebelumnya, bisa menjadi penyebab utama, mengapa Samsung harus melakukan restrukturisasi di jajaran eksekutifnya, termasuk sang CEO divisi Samsung Mobile, yaitu JK Shin. Penurunan 9 % tentu terhitung besar, meski masih menduduki peringkat pertama.
Diprediksi, CEO dari divisi Samsung Electronics yang khusus membidangi peralatan rumah tangga akan menjadi CEO Samsung Mobile berikutnya. Langkah ini cukup masuk akal, mengingat beberapa waktu lalu Samsung pernah mengungkapkan tentang integrasi antara perangkat mobile, dengan perangkat elektronik rumah tangga. Sementara posisi JK Shin hingga saat ini belum jelas, karena pihak Samsung sendiri belum memberikan konfirmasi resmi terkait rencana restrukturisasi yang gencar dibicarakan.
Melihat semakit kuatnya brand Xiaomi di kancah global, mungkin bukan hanya Samsung saja yang merasa kalang kabut. Tetapi sebagai vendor pemegang tahta pertama, wajar Samsung terlihat paling panik. Penetrasi Xiaomi menghadirkan ponsel low-end sampai high-end dengan harga bersahabat dan spesifikasi mumpuni jelas merusak persaingan para vendor besar yang selama ini “sepakat” bersaing di harga setara. Kedatangan Xiaomi dalam waktu singkat, jelas menjadi bencana. Buktinya, Sony dan Lenovo sudah menjadi korban.
Ya sudah, ndak usah terlalu spaneng. Berikan Samsung kesempatan untuk membuktikan dirinya layak.
Gambar : Samsung Via ShutterStock